Siksa Kubur untuk Ruh atau Jasad?



Tanya:
Ada sebuah pertanyaan yang ingin saya ajukan. Saya sendiri sudah yakin bahwa adzab kubur benar adanya. Memang ada sekelompok kaum muslimin membuat keragu-raguan untuk menolak akidah ini. Namun saya lebih percaya dengan hadits yang disampaikan oleh Rasulullah  tentang adzab kubur.
Doa dalam shalat setelah attahiyat akhir sebelum salam pun dengan tegas mengharuskan kita percaya tentang keberadaan adzab kubur.
Pertanyaan kemudian adalah sebenarnya adzab kubur itu menimpa jasad yang dikubur atau ruh yang telah berpisah dari jasad? Ataukah jasad dan ruh disatukan kembali kemudian baru diadzab?

Jawab:

Pertanyaan seperti ini sering terdengar di kalangan kaum muslimin. Karena berbagai sebab akhirnya menimbulkan banyak perselisihan. Yang paling prinsip untuk kita ketahui adalah siksa kubur memang ada karena dijelaskan oleh Rasulullah b dan disebut dalam al-Quran. Sementara detilnya adalah perkara yang ghaib.
Sifat ghaib ini tentu tidak perlu mengurangi keimanan kita, karena beritanya datang dari Allah dan rasul-Nya. Tentang hal ini kita coba simak dari Syaikh Muhammad ibnu Utsaimin, semoga Allah merahmatinya, berikut.
“Hukum asalnya, siksa kubur menimpa ruh karena ketetapan hukum setelah kematian berkaitan dengan ruh, sementara badan menjadi mayat yang dingin. Jasad (setelah kematian) tidak membutuhkan bantuan bagi
kelangsungan hidupnya, tidak perlu makan, minum bahkan akan dimakan belatung. Jadi hukum asalnya menimpa ruh, tapi Ibnu Taimiyah menjelaskan, ‘Bisa jadi ruh bersatu dengan badan pada waktu mendapatkan siksa atau kenikmatan kubur.’
Di kalangan Ahlussunnah ada pula pendapat lain tentang hal ini, bahwa siksa dan nikmat hanya untuk badan tanpa ruh. (Pendapat ini) didasarkan pada peristiwa yang pernah dialami dengan mata kepala mereka.
Saat ada kuburan yang dibuka tampak bekas-bekas siksaan pada badan, sementara tampak dalam kuburan lain bekas-bekas kenikmatan penghuninya.
Seperti laporan sebagian orang  ketika mereka tengah membangun tembok luar kota Unaizah.
Ketika harus menggali kuburan yang dilewati tembok, tampak dalam sebuah kuburan mayat yang badannya mengering dan masih utuh, sementara kain kafannya telah dimakan tanah.
Bahkan masih tampak jenggotnya, didapati warna kemerah-merahan dan tercium aroma yang sangat harum. Melihat hal itu penggalian dihentikan dan mereka pergi menemui seorang syaikh (orang yang dituakan dalam masalah agama karena kelebihan ilmunya,

red) untuk menanyakan peristiwa tersebut. Oleh syaikh tersebut mereka disarankan untuk membiarkan kuburan tersebut seperti keadaan semula, hendaklah menghindari jalur tersebut kemudian menggali sebelah kiri atau kanannya.
Atas dasar peristiwa semacam inilah para ulama berpendapat terkadang ruh disatukan kembali dengan badan sehingga siksa menimpa pada badan terkadang juga pada ruh.
Bisa juga didasarkan pada dalil hadis Rasulullah,“Sesungguhnya kuburan menjadi sempit bagi orang kafir sehingga tulang-rusuknya menjadi patah-patah karena terhimpit.”
Dari hadits ini ada petunjuk bahwa siksa kubur menimpa badan juga, karena tulang rusuk terdapat di badan. Wallahu a’lam.
(Fatawa al-Mar’ah al-Muslimah 1/75).
Dijawab oleh al-Ustadz Muhammad Nurhuda, Lc. MA.



0 comments: